Membuatkita ingat akan tujuan kita ada di dunia, adalah untuk menggenapi setiap rencana Tuhan. Tidak ada hati yang tidak hancur saat menghadapi kenyataan bahwa orang yang dikasihinya pergi. Begitu juga Abraham. Tapi bagaimanapun, ini adalah bagian dari ketetapan Tuhan. Terah, adalah batu sandungan bagi iman Abraham.
SejarahAgama Kristen Di Muka Bumi. "Menjadi seorang Kristen tanpa doa tidak lebih dari hidup tanpa bernapas." -Martin Luther. Di dunia kita saat ini, kepanikan, stres, kecemasan, ketidakpastian, dan frustrasi adalah hal biasa. Melihat kondisi dunia, banyak orang menjadi letih dan merasa seolah tidak ada harapan untuk masa depan.
Padakali ini, kita akan melihat surah dan dalil-dalil didalam Al-Quran yang menyebut mengenai pertanian. contoh-contoh ayat al-quran yang menyebut tentang tumbuhan; 1. Surah Al-baqarah ayat ke-71: Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula
ImamAhmad bin Hanbal meriwayatkan bahawa Nabi (saw) berkata: "Allah akan membawa keluar dari penyembunyian Mahdi dari Keluarga dan keturunanku sebelum hari kiamat, walaupun hanya tinggal satu hari dalam kehidupan di dunia, dan dia akan menyebarkan keadilan dan kesaksamaan di bumi ini, serta menghapuskan kezaliman dan penindasan.
. Yesus bertanya kepada kita, adakah iman di bumi ini Bila dia datang kedua kalinya Untuk menghakimi dunia REFF Apa yang kau buat selama hidupmu Adakah iman di hatimu Allahkan membenarkan orang pilihanNya yang sungguh berharap padaNya
Nyanyian Baru Video Indonesia English 한ęµě–´ Korean Español Spanish Tiáşżng Việt Vietnamese PortuguĂŞs Portuguese 日本語 Japanese Search yang terdiri dari orang-orang dari berbagai latar belakang disamakan dengan laut Why 1715. Terutama, awan yang terbentuk dari uap air yang berubah wujud menunjukkan kepada mereka yang dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, di antara semua orang yang mempunyai tubuh. Awan memberi air kepada setiap makhluk hidup di bumi; air diperlukan untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Nubuat bahwa Yesus akan datang dengan awan-awan berarti bahwa Dia akan datang dalam tubuh manusia, yang dilambangkan sebagai awan, dan akan memberikan hujan [air kehidupan] kepada umat pilihan-Nya Why 2217. Melalui nubuat tentang Yesus yang datang tahun yang lalu, kita dapat menegaskan fakta bahwa awan yang Yesus datang melambangkan tubuh manusia. “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan, kemuliaan dan keuasaan [kerajaan, TL] sebagai raja, maka orang-orang dari segala, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” Dan 713-14 Yesus datang ke bumi ini dalam tubuh dan memberitahukan kebenaran hidup. Dia menggenapi semua nubuat tentang Anak Manusia yang dijelaskan di dalam kitab Daniel dengan datang sebagai manusia dan menerima kekuasaan, kemuliaan dan kekuasaan [kerajaan] sebagai raja, yang hanya dimiliki oleh Tuhan Mat 2818; Yoh 1710; Luk 2229. Alasan utama mengapa orang Yahudi tidak menerima Yesus yang datang sesuai dengan nubuat Alkitab yaitu, karena Yesus Kristus jauh berbeda dari Mesias yang mereka bayangkan sendiri; mereka berharap bahwa kerajaan Tuhan yang megah akan segera didirikan di depan mata mereka ketika Kristus datang. Namun, Yesus datang sebagai orang yang rendah seperti salah satu dari mereka dan mengajarkan mereka tentang kerajaan Tuhan yang tidak kelihatan dan keselamatan rohani. Rasa pengkhianatan yang mereka ciptakan sendiri membuat mereka menolak dan membenci Yesus bahkan melakukan dosa untuk menyalibkan Yesus tanpa ragu. Saat ini, orang Kristen memiliki pikiran yang sama dengan kedatangan Yesus yang kedua kali seperti yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi. Sama seperti Alkitab menubuatkan bahwa Yesus akan datang dengan awan-awan pada kedatangan-Nya yang kedua kali, Dia datang lagi dalam tubuh sebelum Penghakiman Terakhir untuk memberikan kita air kehidupan. Namun, banyak orang memandang Yesus hanya dari segi jasmani-Nya saja, dan mereka masih melihat awan nyata di langit, memalingkan wajah mereka dari Yesus meskipun Dia sudah datang dalam tubuh. Kedatangan Yesus di Sion pada kedatangan-Nya yang kedua kali Ketika Kristus datang dengan api, tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan untuk diselamatkan, karena keselamatan sudah ditentukan. Jadi, ketika Yesus datang dalam tubuh untuk kedua kalinya dan mengumpulkan umat pilihan-Nya, kita harus menerima Dia dan mempelajari kebenaran keselamatan yang diajarkan oleh Kristus kepada kita. Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir gunung rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajari kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem.” Mi 41-2 Gunung rumah TUHAN tempat orang-orang berduyun-duyun pada hari-hari terakhir menunjukkan Sion tempat bait suci Tuhan didirikan. Sion adalah Gereja yang merayakan hari-hari raya Tuhan Yes 3320. Sebelum Penghakiman Terakhir, Yesus akan datang lagi ke Sion dengan tubuh untuk memimpin umat-Nya ke jalan kebenaran. Hanya mereka yang dipimpin oleh-Nya yang dapat memiliki iman yang cukup untuk diselamatkan ketika Tuhan datang dari sorga dalam nyala api sebagai Hakim pada akhir zaman. Jadi adalah salah untuk berpikir bahwa dunia akan segera dihakimi ketika Yesus datang kedua kali. Kita ingin semua orang datang kepada keselamatan dengan menyadari ajaran Alkitab yang menunjukkan bahwa kedatangan Yesus yang kedua kali berbeda dengan kedatangan-Nya pada Penghakiman Terakhir dan menerima Yesus yang telah datang lagi ke Sion dengan tubuh pada hari-hari terakhir.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Syalom, di sini dapat di perjelas bahwa Iman tidak identik agama. Orang yang beragama belum pasti beriman. Sebaliknya, orang yang beriman hampir pasti beragama. Dengan kata lain, iman merupakan kelanjutan dari penghayatan agama yang baik dan benar. Atau bisa juga dikatakan bahwa agama belum tentu menjamin seseorang untuk beriman. Tesis di atas menjadi nyata apabila kita menyimak realitas hidup beriman di tengah pluralitas agama di Indonesia ini. Berdasarkan studi dan penelitian dari lembaga yang berwenang dan kompeten di bidangnya, aneka konflik, pertikaian, selisih paham, disharmoni hidup beragama dan yang semacamnya seringkali terjadi akibat fanatisme agama yang berlebihan. Fanatisme itu sendiri seringkali muncul akibat pemahaman ajaran agama yang minim bahkan mungkin juga keliru. Lebih penting dari itu, fanatisme juga muncul sebagai akibat dari penghayatan iman yang dangkal. Kebanyakan individu sudah berpuas diri dengan memeluk suatu agama tertentu tanpa berusaha menghayati iman yang benar dan mendalam dari ajaran agama tersebut. Oleh sebab itu, kita tidak heran bila menghadapi aneka tantangan dalam menumbuhkan iman di bumi Indonesia singkat tentang iman di tengah pluralitas agama di Indonesia ini merupakan studi dan refleksi kritis atas iman Kristiani dan bagaimana iman itu bertumbuh dan berkembang bersama entitas agama-agama yang lain di Indonesia. Skema pembahasannya cukup sederhana, karena nyaris mengadaptasi metode kecil yang singkat dan padat. Pertama-tama akan diuraikan pemahaman tentang iman dan agama dalam perspektif keutamaan teologal beserta aneka dimensi penting yang mengikutinya. Kedua, penulis ingin mengulas pluralitas agama dengan aneka permasalahannya yang sedikit banyak berpengaruh pada penghayatan iman Kristiani kita. Sementara itu, bagian ketiga dari paper ini akan menyajikan refleksi kritis untuk tidak secara langsung mengatakan soal solusi yang korektif atas penghayatan iman Kristiani kita di tengah penghayatan iman dari agama-agama lainnya. Dalam teologi moral dan/atau sistem keutamaan-keutamaan, iman berada dalam wilayah keutamaan teologal. Oleh sebab itu, sebelum masuk dalam pembahasan tentang iman, di sini akan diuraikan secara sepintas apa itu keutamaan teologal. Keutamaan adalah itu yang memungkinkan dan memudahkan perbuatan-perbuatan moral sehingga membuat manusia menjadi sempurna. Dengan kata lain, keutamaan mengandaikan kecakapan, kemahiran, kepandaian, kesiagaan, kesediaan dan sebagainya yang membuat manusia mampu mewujudkan bonum morale dengan gembira, tekun dan tabah. Sementara itu, terminologi teologal memaksudkan sifat dari keutamaan itu, yakni yang berhubungan langsung dengan Tuhan sendiri. Dengan demikian, keutamaan teologal dipakai untuk membedakannya dengan keutamaan-keutamaan moral yang berpusat pada ciptaan. Keutamaan teologal adalah keutamaan yang menjadikan Tuhan sebagai sasaran langsung, objek formal dan motivasi utama dan pertama dari perbuatan manusia yang bekeutamaan. Jadi, keutamaan teologal ini bersifat keutamaan teologal bersifat adikodrati, maka keutamaan ini berurusan langsung dengan sikap manusia terhadap penciptanya. Menurut ajaran resmi teologi Katolik, ada tiga keutamaan teologal, yakni iman, harapan dan kasih. Ketiga keutamaan ini diibaratkan sebagai tiga sinar bias dari satu sinar pokok, yakni sikap dasar optio fundamentalis kita yang menerobos kaca prisma untuk memasuki hidup manusia. Keutamaan teologal ini memiliki dasar Biblis. Paulus menulis tentang karya iman, pengabdian kasih dan keteguhan harapan dari umat di Tesalonika 1 Tes 13. Ia memberikan prioritas utama pada tiga keutamaan tersebut, "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yakni iman, harapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih" 1 kor 1313. dalam uraian di bawah ini saya hanya akan mengelaborasi iman saja. Hal ini dilakukan agar pembahasan lebih lanjut bisa fokus pada persoalan yang diajukan dalam pengantar dari paper ini. Apa itu Iman dan apa itu Agama? Iman adalah kepercayaan seseorang akan sesuatu yang berhubungan dengan agama, keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, Kitab Suci dan sebagainya. Akan tetapi iman juga bisa berarti ketetapan dan keteguhan hati serta keseimbangan jasmani dan rohani seseorang. Sementara itu, agama diartikan sebagai kepercayaan kepada Tuhan beserta dengan sifat-sifat kekuasaanNya dengan ajaran dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan kepercayaan itu. Dari pengertian umum ini, secara sepintas kita nyaris tidak menemukan perbedaan yang mencolok antara iman dan agama. Namun bila disimak lebih cermat, ada perbedaan yang cukup mendasar di antara keduanya. Dengan beragama diandaikan seseorang memiliki aneka kewajiban untuk mentaati segala aturan, hukum, ajaran, perintah, larangan dan sebagainya dari agama tersebut. Di lain pihak, orang yang beriman tidak semata-mata berurusan hanya dengan soal-soal tersebut. Orang beriman menghayati hidup keagaamannya dengan cara mengatasi aneka ketentuan hukum agamanya. Aneka ketentuan agama sudah secara mekanis-otomatis merasuk dalam dirinya dan menjadi sumber, kekuatan, daya, penggerak, inspirasi dan motivasi bagi bagaimana Gereja Katolik memahami dan mengerti iman itu?Untuk memahami arti iman dalam konteks dan perspektif agama Katolik. Pertama, secara terminologis, iman berasal dari akar kata Semit Arab 'Amn/Aman' yang berarti teguh, setia. Kedua, dalam dunia Perjanjian Lama, Aman atau he emin bisa berarti hubungan timbal-balik, personal dan istimewa antara Tuhan dengan manusia. Sama seperti Perjanjian Lama, Perjanjian Baru meneruskan pemahaman yang lalu. Akan tetapi, iman pisteuo=Yunani sudah memiliki tendensi arti yang lebih jelas, yakni percaya akan Sabda Tuhan, patuh atau taat serta memiliki juga unsur kesetiaan. Dalam Tradisi khususnya Teologi Skolastik, pemahaman tentang iman dibedakan menjadi tiga. Pertama, Credere Deum. Artinya percaya bahwa Tuhan itu ada. Kedua, Credere Deo. Artinya, percaya kepada Tuhan mengenai apa saja yang diwahyukanNya. Ketiga, Credere in Deum. Artinya, percaya akan Tuhan berupa iman yang hidup dan sudah diresapi oleh cinta kasih. Ungkapan-ungkapan ini berasal dari St. Agustinus. Tiga ungkapan Agustinian ini menonjolkan segi personal dari hidup beriman yang ditujukan kepada persona atau yang merupakan sasaran beriman Iman Perlu Dijaga? Karena berangkat dari suatu pengandaian bahwa di dalam dunia ada tantangan yang menghadang perkembangan dan pertumbuhan iman tersebut. Iman merupakan anugerah dan sekaligus tugas dari Allah sendiri. Oleh sebab itu, iman harus berkembang dalam diri manusia lewat pembinaan dan penghayatan yang benar. Mengapa iman perlu dijaga? Ada beberapa alasan yang dapat diberikan. Pertama, iman berasal dari Allah sendiri. Iman bukan hasil usaha dan kerja keras manusia. Maka, apabila manusia secara personal menyia-nyiakan iman yang ada dalam dirinya, sama artinya dengan meniadakan Allah dalam hidupnya. Kedua, iman perlu dijaga karena menjamin keselamatan kekal/rohani manusia. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa iman akan Kristus Yesus dibutuhkan oleh setiap orang yang percaya kepadaNya sehingga sampai pada pengetahuan yang jelas akan Allah dan berkat rahmat Ilahi berusaha menempuh hidup yang benar LG Ketiga, iman perlu dijaga, mengingat bahwa ia hadir dalam dunia dan dalam realitas manusiawi yang lemah. Manusia rohani tidak bisa ada sendirian tanpa eksistensi manusia badani. Hal ini sangat riskan bagi iman yang secara nyata harus diwujudkan dalam tindakan konkrit manusia. Dari ketiga alasan di atas, kiranya sudah cukup jelas mengapa kita mesti menjaga iman yang melekat dalam diri dan menghidupi diri Cara Beriman? Kita mengandali adanya usaha dan tindakan praktis untuk menerapkan iman yang dihidupi oleh pribadi tertentu. Menurut hemat saya, paling tidak ada tiga cara yang perlu untuk melaksanakan, mengimplementasikan serta menghayati iman dalam hidup sehari-hari. Terminologi 'paling tidak' mau mengatakan bahwa bisa jadi ada banyak cara yang dipakai setiap pribadi beriman untuk melakukan tindakan berimannya. Pertama, hidup yang diresapi dan digerakkan oleh Sabda Allah. Setiap hari orang-orang beriman diberi santapan sabda. Penanggalan liturgi menyajikan bahan bacaan dari Sabda Allah yang telah disusun menurut misteri iman Kristiani. Dengan demikian, Sabda Allah menjadi sumber hidup dan teladan beriman sebagaimana digambarkan dalam setiap permenungan yang ada dalam Kitab Suci tersebut. Orang yang tidak pernah membaca, merenungkan dan mengamalkan segala sesuatu yang ada dalam Kitab Suci nyaris mustahil bisa mengembangkan dan memelihara imannya dengan baik. Kedua, hidup dalam pengharapan. Seorang Kristiani yang baik adalah dia yang selalu memiliki pengharapan dalam hidupnya yang diselamatkan oleh Kristus sendiri. Harapan tersebut tidak bisa dipahami sebagai tindakan menunggu dengan pasif karya keselamatan Allah. Akan tetapi, merupakan suatu tugas dan pengabdian kepada Allah demi jaminan hidup di masa yang akan datang. Dengan harapan yang ada padanya, orang Kristiani menyiapkan dirinya untuk menjadi warga negara Allah di dalam persekutuan dengan Dia. Ketiga, iman hendaknya dinyatakan dalam perbuatan kasih. Iman mengandaikan dan melahirkan cetusan cinta kasih. Iman memiliki disposisi untuk melakukan perbuatan kasih, karena mengandung kerinduan akan persahabatan dengan Tuhan sendiri yang adalah kasih. Maka iman juga merupakan awal bagi perbuatan Ambrosia Desi MelianaNIM 131811133021Fakultas KeperawatanProdi S1 - Keperawatan 1 2 Lihat Pendidikan Selengkapnya
28 Feb Posted Februari 28, 2012 by marudutsihombing in Ruang kesaksian. Tagged roh kudus. Tinggalkan sebuah Komentar ”Aku berkata kepadamu Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi? ” Lukas 18 8 Shallom, Minggu lalu kita telah belajar tentang pinggang yang berikat, yang menjelaskan bahwa setiap kita harus bersiaga, bersiap supaya pelita kita tidak padam, nah sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus, orang-orang yang mempercayakan hidupnya kepada Tuhan Yesus, mau tidak mau maupun suka atau tidak suka, kehidupan kita harus selalu berpaut kepada Kristus. Dalam ayat di atas kita dapat pelajari bahwa ada sesuatu keluhan yang luar biasa dari Tuhan Yesus saat kedatanganNya kelak dibumi untuk kali yang kedua, adakah Ia mendapati iman di bumi? Satu pertanyaan yang singkat, tepat dan tegas, karena waktu itu, semasa Tuhan Yesus ada di bumi, Ia sangat jarang sekali melihat dari sekian banyak orang Israel yang memiliki iman. Di zaman sekarang juga, kalau kita melihat dari jutaan orang-orang yang mengaku sebagai orang Kristen, yang sudah Ia benarkan hidup kita, lalu pertanyaan serupa juga muncul terhadap kita orang-orang yang mengakui Yesus sebagai Tuhan, adakah Ia mendapati iman di bumi? saya pribadi tidak bisa menjawab pertanyaan ini, tetapi tugas pokok saya sebagai orang percaya dan yang mempercayakan hidup saya kepada Tuhan Yesus adalah menjaga pinggang saya tetap berikat oleh ikatan Roh kudus dan ikatan karakter Kristus melekat dalam hidup saya, dan mengerjakan Amanat Agung dari Tuhan Yesus, Membagikan Api Iman kepada semua orang secara cuma-cuma, oleh kasih dan kekuatan Roh Kudus, supaya kelak ketika Tuhan Yesus datang untuk kali yang kedua, minimal satu orang ada yang mengisi dibumi ini yang memliki Iman yang luar biasa, bukan orang-orang yang mengemis iman. Mari sama-sama kita bergandengan tangan miliki iman yang luar biasa dan menjangkau jiwa sebanyak mungkin kepada Tuhan sebagai hadiah terindah ketika Dia datang untuk kali yang kedua, Miliki iman yang dahsyat, taburkan imanmu supaya iman itupun dapat di terima oleh orang-orang terdahsyat pula, maka penuhlah bumi oleh
adakah iman di bumi ini